Pintasan.co, Moskow Pemerintah Rusia telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk serangan mematikan yang terjadi di Lebanon pada Selasa (17/9/2024), di mana ratusan pager milik kelompok militan Hizbullah meledak secara bersamaan.

Ledakan ini menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 2.800 lainnya, memicu kekhawatiran baru akan meningkatnya ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak antara Israel dan Lebanon.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menekankan bahwa insiden ini dapat memperburuk situasi yang sudah “panas”. Ia menjelaskan, “Apa pun yang terjadi pasti mengarah pada peningkatan ketegangan. Wilayah itu sendiri berada dalam situasi yang eksplosif, dan setiap insiden seperti ini berpotensi menjadi pemicu.”

Peskov juga menyebutkan bahwa serangan berteknologi tinggi ini tampaknya dirancang secara sengaja untuk memicu konfrontasi bersenjata yang lebih besar, berpotensi menciptakan perang yang melibatkan lebih banyak negara di Timur Tengah.

“Tindakan tidak bertanggung jawab ini dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat berbahaya,” tegasnya.

Menurut laporan, ribuan pager meledak di berbagai lokasi di Lebanon, yang dikaitkan dengan tuduhan Hizbullah bahwa Israel adalah dalang di balik insiden tersebut.

Hizbullah menuduh Israel sengaja menanam alat peledak di pager buatan Taiwan yang diimpor untuk mendukung kelompok tersebut. Meski demikian, Israel hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait ledakan ini, yang semakin menambah ketidakpastian di kawasan tersebut.

Ledakan ini juga terjadi di tengah peningkatan aktivitas militer Israel di perbatasan, di mana negara tersebut telah memperluas tujuan operasionalnya. Hal ini menunjukkan bahwa situasi di kawasan semakin rumit, dengan potensi terjadinya eskalasi konflik yang lebih besar.

Banyak pengamat khawatir bahwa insiden ini dapat memicu reaksi berantai yang melibatkan berbagai pihak, termasuk negara-negara besar yang memiliki kepentingan di Timur Tengah.

Baca Juga :  China Tegaskan HMPV Bukan Ancaman Baru

Rusia, sebagai salah satu kekuatan besar di kawasan, telah berulang kali menyerukan pentingnya dialog dan diplomasi untuk meredakan ketegangan.

Dalam konteks ini, Peskov menegaskan perlunya mencegah insiden serupa di masa depan agar tidak mengakibatkan dampak yang lebih luas dan menghancurkan.

“Kami berharap semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan diplomasi demi stabilitas regional,” pungkasnya.

Dengan situasi yang semakin tidak menentu dan berbagai pihak saling menuduh, dunia kini memantau dengan cermat perkembangan di Lebanon dan dampaknya terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah yang sudah rapuh.