Pintasan.co, Cirebon – Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah memulai pembangunan kolam retensi di beberapa lokasi di bagian timur daerah tersebut guna mengurangi risiko banjir di musim hujan.
“Untuk sementara kolam retensi dibangun di sekitar Sungai Ciberes, tepatnya di area Waled-Asem,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Kamis.
Menurut Wahyu, tujuan pembangunan kolam retensi ini adalah untuk menampung air hujan sebelum mengalir ke Bendungan Ambit.
Dengan cara ini, peningkatan debit air di Sungai Ciberes dapat dikelola, sehingga risiko meluap dan banjir di permukiman warga dapat diminimalkan.
Ia juga menyatakan bahwa hasil pemetaan awal menunjukkan ada empat lokasi di sepanjang aliran sungai yang dapat dibangun kolam retensi.
“Kami membangun kolam retensi di empat titik. Tujuannya untuk menahan aliran air hujan agar tidak langsung masuk ke sungai atau bendungan, melainkan tertampung dulu di kolam tersebut,” ujarnya.
Wahyu memastikan bahwa pembangunan kolam retensi di area tersebut dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
Saat ini, Pemkab Cirebon bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung sedang merancang tahap pengerjaan, termasuk penentuan lokasi pembangunan dan kedalaman kolam retensi yang diperlukan.
Selain fungsinya untuk mengurangi risiko banjir, ia menambahkan bahwa kolam retensi juga memiliki manfaat lain, yaitu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian.
“Kami juga membangun kolam retensi di lima titik strategis lainnya. Tujuannya untuk membantu mengelola debit air secara optimal,” katanya.
Wahyu menyampaikan bahwa pembangunan kolam retensi ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Cirebon untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air di daerah tersebut.
Selain kolam retensi, Pemkab Cirebon juga memfokuskan perhatian pada langkah lain, seperti penanaman 12 ribu pohon di sepanjang daerah aliran sungai.
Penanaman pohon ini dilakukan untuk membantu menyerap air hujan dan mengurangi erosi, yang sering kali memperburuk kondisi banjir.
“Upaya normalisasi juga dilakukan di beberapa sungai sejak Mei 2024, termasuk Sungai Cisanggarung. Normalisasi ini bertujuan memperbaiki aliran sungai. Kami juga memperkuat tanggul yang mengalami kerusakan akibat banjir sebelumnya,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa di wilayah Pabedilan dan Losari terdapat sembilan desa yang menjadi prioritas untuk peninggian tanggul guna mencegah banjir. Proses pengerjaan untuk peninggian tanggul ini dijadwalkan mulai dilaksanakan pada Januari 2025.
Wahyu optimis bahwa pembangunan kolam retensi dan langkah-langkah mitigasi lainnya akan efektif dalam mengurangi risiko banjir di bagian timur Kabupaten Cirebon.
“Kami berharap upaya ini bisa melindungi masyarakat dari banjir, terutama di musim hujan mendatang,” ucap dia.