Pintasan.co, Makassar – Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) provinsi Sulsel hingga November 2024 telah mencapai Rp9,42 triliun, atau sekitar 76,61 persen dari target.
Kepala Kanwil DJPb Sulsel, Supendi, menyampaikan bahwa angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 8,37 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Penerimaan PAD tersebut berasal dari pajak daerah, pendapatan lain-lain yang sah, kekayaan daerah yang dipisahkan, dan retribusi daerah.
Penerimaan dari pajak daerah tercatat sebesar Rp6,4 triliun, meningkat 2,99 persen secara tahunan (yoy) dibanding Rp6,2 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan dari kategori lain-lain yang sah mencapai Rp1,97 triliun, tumbuh 12,98 persen dibanding Rp1,74 triliun pada tahun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan dari kekayaan daerah yang dipisahkan mencapai Rp376,9 miliar, naik 1,74 persen dari Rp370,45 miliar.
Sementara retribusi daerah mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 88,93 persen, dengan total penerimaan Rp651,85 miliar dibanding Rp343,21 miliar pada tahun sebelumnya.
Supendi menjelaskan bahwa pajak daerah didukung oleh pajak non-konsumtif, seperti pajak kendaraan bermotor (PKB) sebesar Rp1,6 triliun, bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) sebesar Rp875,89 miliar, pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar Rp863,39 miliar, dan pajak penerangan jalan sebesar Rp635,12 miliar.
Selain itu, pajak konsumtif juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencerminkan aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin aktif.
Pajak rokok menjadi penyumbang terbesar dengan realisasi Rp601,15 miliar, diikuti pajak restoran Rp295,65 miliar, pajak hotel Rp137,60 miliar, dan pajak air permukaan Rp191,26 miliar.
Supendi menambahkan bahwa kenaikan pajak daerah, termasuk pajak hotel, hiburan, parkir, dan restoran, menunjukkan bahwa perekonomian Sulsel mulai pulih dan bergerak ke arah yang lebih baik.
