Pintasan.co, Luwu Timur – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei terbaru mengenai elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Survei yang dilakukan antara 2 hingga 10 September 2024 melalui survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 440 responden di seluruh kecamatan di Kab. Luwu Timur.
Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan Ibas-Puspa unggul dengan dukungan sebesar 44.9 %, disusul pasangan Budiman-Akbar dengan dukungan sebesar 39.2 %, lalu kemudian pasangan Isrullah-Usman dengan dukungan sebesar 3 %. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 12,9 persen responden belum menentukan pilihan atau tidak memberikan jawaban.
Berdasarkan laporan hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA membagi preferensi pemilih berdasarkan beberapa segmen diantaranya yaitu pemilih Laki-laki, Perempuan, Agama, Profesi, Usia, serta Konstituen parpol.
Hasil tersebut menilai petahanan berada pada posisi lemah dari berbagai segmen. Dalam kelompok pemilih Muslim yang merupakan mayoritas (73,5%), sebanyak 51,1% menyatakan bahwa Budiman, sang petahana, dianggap tidak kuat dan bisa dikalahkan. Hal serupa juga terlihat di kalangan pemilih Protestan (12,5%), di mana 56,7% berpendapat demikian. Sementara itu, di kalangan pemilih Hindu (11%), 47,7% juga menilai petahana sebagai sosok yang lemah.
Di kalangan pemilih milenial, petahana juga dianggap lemah. Pada kelompok usia di bawah 29 tahun (termasuk Gen-Z), lebih dari 50% memiliki persepsi tersebut. Di antara pemilih dewasa usia 40-49 tahun, persepsi kelemahan petahana mencapai 55,8%, sementara di kalangan lansia, angka tersebut berada di 42%.
Di kalangan pemilih dari kelas bawah atau akar rumput, petahana juga dianggap lemah. Kelompok ini, yang pendapatannya di bawah 1 juta per bulan (25,8% dari populasi), sebanyak 43,5% menilai petahana lemah. Sementara itu, di kalangan pemilih ekonomi mapan dengan pendapatan di atas 3 juta, 58,5% menyatakan bahwa petahana dapat dikalahkan, dengan 27,9% menilai petahana lemah.
Di kalangan pemilih petani dan nelayan, yang mencakup 35% populasi, mayoritas memandang petahana Budiman sebagai sosok yang lemah dan dapat dikalahkan, dengan 47,4% menyatakan demikian. Sementara itu, di kelompok emak-emak (ibu rumah tangga), yang mencakup 33% populasi, sebanyak 50,6% juga menilai petahana lemah dan bisa dikalahkan.
Di segmen etnis, mayoritas etnis Bugis di Luwu Timur, sebesar 32,5%, menganggap petahana sebagai kandidat yang lemah dan dapat dikalahkan, dengan 58% mendukung pandangan tersebut. Sementara itu, di kalangan etnis Toraja, yang merupakan kelompok etnis terbesar kedua, 19% menyatakan hal serupa, dengan 44,9% menilai petahana lemah.
Di segmen konstituen partai politik, hampir semua konstituen menilai Budiman sebagai petahana yang lemah. Namun, di kalangan konstituen PDIP dan Golkar, pendapatnya terbelah. Di antara pemilih PDIP, 36,2% menilai Budiman lemah, sedangkan 37,4% melihatnya sebagai petahana yang kuat. Sementara itu, di pemilih Golkar, 37,5% menganggap Budiman lemah, sementara 38% menilai ia sebagai petahana yang kuat.
Dengan beragamnya pertimbangan ini, pada Pilkada 2024 mayoritas masyarakat di kabupaten Luwu Timur menyatakan bahwa bupati petahana Budiman Hakim adalah petahana yang lemah dari semua segmen pemilih yang ada.