Pintasan.co, Semarang – Pertunjukan wayang kulit yang rutin digelar setiap Jumat Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang terancam tidak bisa dilaksanakan secara teratur lagi akibat dampak dari efisiensi anggaran.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Saroso, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya, pertunjukan wayang kulit tersebut telah berlangsung secara rutin selama 33 tahun setiap Jumat Kliwon.
“Setahun itu gelaran berjalan kalau tidak sepuluh ya sebelas kali, tapi karena ada efisiensi tetap digelar tapi menyesuaikan. Ini masih wacana tapi sekiranya akan berdampak separuhnya, mungkin ya lima atau enam kali,” kata Saroso
Menurutnya, selama pertunjukan wayang kulit ini rutin dilaksanakan, antusiasme masyarakat cukup tinggi dan selalu dinantikan oleh banyak orang.
Selain itu, pertunjukan wayang kulit tersebut juga berperan dalam menggerakkan perekonomian pelaku usaha mikro kecil di sekitar kawasan tersebut.
“Penonton sudah jelas, sudah pada tahu kalau ada gelaran di situ. Pastinya mereka hafal, terlebih ini merupakan gelaran icon Semarang, mereka juga hafal jadwal-jadwalnya sehingga kalau ini berkurang tentunya berdampak kepada ekonomi sekitar juga,” jelasnya.
Dia berharap agar ancaman tersebut dapat dipertimbangkan kembali oleh walikota yang terpilih setelah menjabat, sehingga pertunjukan wayang kulit bisa terus berlangsung.
“Karena ini ada efisiensi anggaran dan nilainya banyak. Ini masih wacana, mudah-mudahan bisa dikaji ulang oleh walikota yang baru siapa tahu nanti bisa saja dikembalikan,” harapnya.