Pintasan.co, Jakarta – Perusahaan asal Vietnam, TH Group, telah menyepakati untuk berinvestasi dalam pengembangan industri sapi perah bakalan di Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa perusahaan ini akan menyediakan sekitar 50 persen dari target impor sapi perah bakalan yang ditetapkan oleh pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
“Kami sudah bertemu dan sepakat untuk investasi di Indonesia. Target impor kita lebih dari 3 juta, namun mereka (TH Group) siap untuk memenuhi sekitar 50 persen, dengan satu perusahaan saja yang menangani,” kata Amran saat pertemuan dengan jajaran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, pada Senin (10/3/2025).
Amran juga menambahkan bahwa ia akan melanjutkan pertemuan dengan perwakilan TH Group pada sore harinya.
“TH Group adalah perusahaan besar di dunia, termasuk yang terbesar di bidang ini, dan mereka berinvestasi di Indonesia. Saya akan mengawal langsung investasi besar ini,” ungkap Amran.
Sebelumnya, pada 13 Februari 2025, Ketua TH Group, Madam Thai Huong, telah melakukan pertemuan dengan Amran di Jakarta untuk membahas rencana investasi tersebut.
Amran menegaskan bahwa pemerintah mendukung penuh masuknya investasi asing di sektor industri susu.
Sebagai bagian dari dukungannya, pemerintah menawarkan berbagai insentif bagi investor, antara lain pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, skema pendanaan dengan bunga yang kompetitif, serta asuransi untuk usaha peternakan.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan tiga lokasi strategis untuk pengembangan investasi ini, yaitu:
- Wajo-Sidrap, Sulawesi Selatan
- Barito Utara-Barito Selatan, Kalimantan Tengah
- Poso (Lembah Napu), Sulawesi Tengah
Selain lahan, pemerintah juga menjamin infrastruktur pendukung seperti jalan, listrik, air bersih, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi para pekerja.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Arief Cahyono, mengatakan bahwa TH Group tertarik untuk mengembangkan industri sapi perah di lahan seluas 10.000 hektar di Poso, Sulawesi Tengah.
Investor ini juga merencanakan pembangunan fasilitas pengolahan susu dengan target produksi 1,8 juta ton per tahun.
“Target produksi tersebut tidak hanya berasal dari impor susu, tetapi juga dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi ini,” jelas Arief dalam keterangan tertulis pada 28 Oktober 2024.