Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, menyatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara tengah menghidupkan kembali pembahasan mengenai pembentukan dana moneter regional serta memperkuat stabilitas keuangan di kawasan.

Dalam wawancara dengan TV BRICS yang dikutip oleh The Star Daily pada Jumat lalu, Anwar menjelaskan bahwa ASEAN kini bergerak aktif untuk melakukan reformasi di sektor moneter, yang dinilai semakin penting dan mendesak.

Salah satu inisiatif yang dikembangkan, menurut Anwar, adalah Chiang Mai Initiative, di mana bank-bank sentral dari negara-negara kawasan bekerja sama dalam memperluas penggunaan mata uang lokal. Inisiatif ini saat ini sedang berjalan antara Thailand, Indonesia, dan China.

“Ketiganya menargetkan 20 persen transaksi perdagangan dilakukan dengan mata uang lokal — yang nilainya mencapai miliaran dolar,” jelas Anwar.

Ia menyebut langkah ini sebagai pondasi menuju integrasi ekonomi dan moneter yang lebih luas di masa depan.

Walaupun dolar AS masih mendominasi sistem keuangan global, Anwar menilai penting bagi negara-negara ASEAN untuk menciptakan mekanisme perlindungan ekonomi guna mengurangi risiko eksternal dan menjaga kepentingan nasional.

Ia juga mengungkapkan bahwa KTT ASEAN yang akan berlangsung di Malaysia pada akhir bulan ini akan memberikan perhatian besar terhadap isu-isu ekonomi kawasan.

ASEAN sendiri merupakan organisasi antar-pemerintah yang beranggotakan 10 negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Malaysia saat ini memegang posisi sebagai ketua bergilir ASEAN untuk tahun 2025.

Baca Juga :  Rudal Houthi Asal Yaman Hantam Atap Rumah di Israel