Pintasan.co, Umbulharjo – Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, dalam jumpa pers di Kantor Dinkominfosan Kota Yogya, Kamis (18/9/2025).
“Dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi musim hujan sebagaimana informasi dari BMKG, peralihan musim kemarau ke musim hujan sudah diingatkan sejak awal. Bahkan sejak Agustus lalu sudah mulai turun hujan dengan intensitas cukup lebat, dan dampaknya sudah terjadi beberapa peristiwa, seperti rumah roboh, pohon tumbang, dan genangan air di sejumlah lokasi,” jelas Nur Hidayat.
Ia menambahkan, periode September hingga November 2025 berpotensi disertai cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat dengan angin kencang.
Sejauh ini, BPBD mencatat sebanyak 169 kampung tangguh bencana (KTB) telah mendapat pelatihan penanggulangan dan mitigasi, termasuk simulasi jalur evakuasi. Kota Yogyakarta juga memiliki 26 unit Early Warning System (EWS) di tiga sungai besar, yakni Code, Winongo, dan Gajahwong.
“Tahun ini, Kota Yogyakarta menambah sembilan unit EWS otomatis dari sebelumnya 17 unit manual. Memang sempat ada satu EWS yang rusak di Keparakan, tetapi sudah diperbaiki. Pada Oktober nanti juga akan dilakukan simulasi penggunaan EWS untuk memantau ketinggian air sungai,” ujarnya.
Upaya kesiapsiagaan turut dilakukan lintas perangkat daerah. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman memperbaiki drainase serta talud di titik rawan longsor, sedangkan DLH melakukan pemangkasan pohon besar untuk mengurangi risiko tumbang.
Nur Hidayat menjelaskan, pemetaan menunjukkan kerawanan tersebar di hampir semua kemantren dengan tingkat risiko berbeda. Banjir dan genangan berpotensi muncul di bantaran Sungai Code (Gondokusuman, Jetis, Gedongtengen), Sungai Winongo (Tegalrejo, Ngampilan, Mantrijeron), serta Sungai Gajahwong (Umbulharjo, Kotagede, dan sekitarnya). Risiko longsor ada di beberapa titik tebing di Kotagede, Umbulharjo, dan Kraton. Adapun pohon tumbang rawan terjadi di jalur protokol seperti Jalan Kusumanegara, Jalan Wahid Hasyim, Jalan Kyai Mojo, dan sekitarnya. Kawasan padat pemukiman di 14 kelurahan juga dicatat rawan genangan.
“Kalau rumah kelihatan mau robo ya diperbaiki. Pohon yang miring sebaiknya segera ditebang. Kalau ada kerusakan atau potensi bahaya, segera lapor. Yang penting respon cepat, karena pertahanan awal ada pada diri kita sendiri. Kalau kita peka, insyaallah kita selamat,” tegasnya.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Yogya, Iswari Mahendrarko, menambahkan BPBD telah menerbitkan Surat Edaran Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nomor 100.3.4.4/1155 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem pada periode peralihan musim kemarau ke musim hujan, sekitar September–Oktober 2025.
“Surat edaran ini ditujukan kepada masyarakat, termasuk Kampung Tangguh Bencana dan wilayah-wilayah lain, dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” pungkasnya.