Pintasan.co, Jakarta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi memperluas cakupan Program Indonesia Pintar (PIP) hingga tingkat taman kanak-kanak (TK).

Langkah ini diambil untuk memperkuat akses pendidikan anak usia dini bagi keluarga kurang mampu.

Dalam kebijakan baru ini, pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp 400 miliar dengan sasaran 888 ribu murid TK di seluruh Indonesia.

Setiap anak akan menerima bantuan pendidikan sebesar Rp 450 ribu per tahun.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa perluasan PIP ke jenjang TK merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat pendidikan pada tahap dasar.

“Sebanyak 888 ribu murid TK akan mendapatkan bantuan PIP Rp 450 ribu per tahun,” kata Mu’ti.

Ia menambahkan bahwa mulai 2026, PIP akan difokuskan bagi siswa PAUD atau TK yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Kemendikdasmen juga bermitra dengan Kementerian Desa untuk menjalankan program satu desa satu TK, dengan pendanaan yang bersumber dari program revitalisasi pendidikan.

Selain bantuan tunai, pemerintah turut menyiapkan program revitalisasi untuk TK yang mencakup pembangunan unit sekolah baru hingga renovasi.

“Revitalisasi tahun ini mencakup 16.170 TK, baik pembangunan baru maupun perbaikan fasilitas yang sudah ada,” jelas Mu’ti.

Mekanisme PIP

Seperti pada jenjang pendidikan lainnya, pencairan PIP dilakukan tiga kali setahun: termin pertama Februari–April, termin kedua Mei–September, dan termin ketiga Oktober–Desember.

Dana bantuan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah seperti seragam, buku, alat tulis, sepatu, tas, ongkos sekolah, hingga biaya kursus tambahan.

Perluasan program ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperkuat fondasi pendidikan anak usia dini.

Dengan anggaran Rp 400 miliar dan target penerima hampir 900 ribu murid, kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga kurang mampu sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dasar.

“Harapan kami setiap anak Indonesia, sejak usia paling dini, memiliki akses yang sama untuk belajar dan berkembang,” tutup Abdul Mu’ti.

Baca Juga :  Waka MPR Dorong Peningkatan Kerja Sama Ekonomi-Pendidikan RI Dan Singapura