Pintasan.co, BandungPsikolog Dra. A. Kasandra Putranto menekankan betapa pentingnya kesehatan mental bagi generasi penerus bangsa dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Menurut riset, kesehatan mental lebih penting daripada kesehatan fisik. Penelitian efek kimiawi pikiran pada tubuh, bahwa kesehatan mental adalah pendorong kesehatan fisik,” kata Kasandra

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menyampaikan bahwa mempersiapkan generasi Indonesia Emas yang sehat mental membutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti orang tua, pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat secara luas.

Beberapa strategi untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan dalam menyongsong Indonesia Emas antara lain melalui pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai seperti empati, kesadaran diri, dan kemampuan pengaturan diri pada anak sejak dini.

Menurutnya, pencapaian hal ini dapat dilakukan melalui program pendidikan karakter yang diterapkan baik di sekolah maupun di rumah.

Selain itu, diperlukan literasi kesehatan mental bagi anak-anak, orang tua, dan pendidik agar mampu mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental, yang dapat disampaikan melalui lokakarya, program pelatihan, dan kampanye kesadaran.

Lingkungan yang mendukung, di mana terdapat komunikasi terbuka, empati, dan pengertian, juga penting untuk membangun hubungan positif antara anak, orang tua, dan pendidik.

Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan mental, seperti konseling, terapi, dan perawatan psikiatris, juga perlu disediakan.

“Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan ketersediaan tenaga profesional kesehatan mental, mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental, dan mempromosikan layanan kesehatan mental yang terjangkau,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kasandra mendorong penerapan mekanisme penanganan yang sehat, seperti olahraga, mindfulness, dan ekspresi kreatif, untuk membantu mengelola stres dan emosi.

Ia juga menyatakan bahwa orang tua, pendidik, dan pemimpin masyarakat diharapkan menunjukkan kebiasaan kesehatan mental yang baik dengan mempromosikan nilai-nilai positif agar dapat menjadi contoh teladan.

Baca Juga :  Dinkes Jakarta Himbau Warga Cegah Penularan Mpox atau Cacar Monyet dengan Hindari Hubungan Seksual Beresiko

Selain itu, diperlukan keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan melalui acara, kampanye, dan inisiatif yang bertujuan meningkatkan kesadaran serta memberikan dukungan.

Di sisi pemerintah, diharapkan kebijakan dan peraturan yang mendukung, seperti penyediaan hari kesehatan mental, pengurangan tekanan akademis, serta promosi keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.

“Memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau, seperti konseling daring dan aplikasi kesehatan mental,” katanya.

Dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) yang diperingati setiap 10 Oktober, Kasandra kembali menegaskan pentingnya menjaga kesehatan mental untuk menghindari penyakit.

Ia menyatakan bahwa depresi dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan fisik, terutama kondisi jangka panjang seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Sebaliknya, penyakit kronis yang disebabkan oleh kebiasaan kesehatan yang buruk juga dapat memicu terjadinya depresi.

Oleh karena itu, pikiran berperan sebagai penghubung mental yang harus dijaga untuk membuat pilihan yang mendukung kelangsungan hidup dan perkembangan diri.

“Jika pikiran kita menyenangkan, tubuh kita akan mengeluarkan zat kimia seperti oksitosin , serotonin, dan dopamin yang menciptakan rasa rileks dan sejahtera,” pungkasnya.