Pintasan.co, Jakarta – Penguasaan teknologi digital telah menjadi kunci penting dalam meningkatkan daya saing dan perekonomian negara-negara di seluruh dunia.
Negara yang mampu memanfaatkan teknologi digital secara efektif terbukti dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan inovasi baru yang mengubah lanskap industri global.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyadari betul pentingnya hal ini. Ia mendorong pemerintah untuk mempercepat pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam bidang digital, terutama di kalangan generasi Z (Gen Z), yang dianggap sebagai pilar masa depan Indonesia.
“Literasi digital untuk Gen Z sangat krusial, mengingat mereka mencakup sekitar 27,94 persen dari total populasi Indonesia, yaitu sekitar 75,49 juta jiwa,” ujar Jokowi dalam Munas KNPI 2022.
Menurutnya, peningkatan kemampuan digital di kalangan Gen Z bukan hanya kebutuhan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, sependapat bahwa literasi digital di kalangan Gen Z sangat penting.
“Generasi Z adalah yang paling diuntungkan dari era digitalisasi. Literasi digital diperlukan untuk menciptakan SDM yang kompeten di masa depan,” ungkap Budi dalam acara Obrolan News Room (ONR) Kompas.com pada 7 Oktober 2024.
Budi menambahkan bahwa generasi ini memiliki keunggulan dengan akses informasi yang mudah, namun perlu dimanfaatkan dengan bijak untuk kebermanfaatan yang lebih luas.
“Saat saya mahasiswa, mencari satu buku bisa memakan waktu satu jam di perpustakaan. Sekarang, informasi bisa didapat dalam hitungan detik melalui berbagai platform digital,” katanya.
Untuk mengatasi tantangan literasi digital, Jokowi meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk memperkuat infrastruktur digital, seperti mempercepat akses internet.
“Pada 2014, rata-rata kecepatan internet di Indonesia hanya 2,45 Mbps. Sekarang mencapai 24 Mbps, naik 10 kali lipat,” jelas Budi.
Meskipun akses internet meningkat, banyak masyarakat, termasuk Gen Z, masih menghadapi dampak negatif dari kurangnya literasi digital, seperti hoaks, penipuan online, dan cyberbullying.
Untuk mengatasi hal ini, Kemenkominfo melalui program Siberkreasi, bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), berupaya meningkatkan literasi digital di masyarakat.
Siberkreasi fokus pada empat pilar utama, yaitu Cakap Digital (Digital Skills), Aman Digital (Digital Safety), Budaya Digital (Digital Culture), dan Etis Digital (Digital Ethics). Program ini juga menyoroti pentingnya keamanan digital dan pencegahan penyebaran hoaks.
Dalam mendukung literasi digital, Siberkreasi aktif menggelar kampanye, lokakarya, dan kolaborasi dengan influencer, salah satunya dengan peluncuran lagu “Cerita Dunia Maya” bersama grup musik HIVI! pada 2021.
Di 2024, kampanye Siberkreasi bertajuk #MakinHepii juga diperluas untuk menjangkau lebih banyak anak muda.
Kemenkominfo juga terus meningkatkan pelatihan SDM digital melalui program Digital Talent Scholarship (DTS), yang ditargetkan diikuti oleh 100.000 peserta pada 2024 dan 200.000 peserta pada 2025. Program ini bertujuan mencetak tenaga kerja digital yang siap bersaing di pasar global.
Melalui berbagai inisiatif ini, pemerintah berharap generasi muda Indonesia lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di era ekonomi digital serta memperkuat ketahanan siber nasional.