Pintasan.co, JakartaHimpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa tertua sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

Mengulas kembali 78 Tahun silam, tepatnya di kampus STI (Sekolah Tinggi Islam) yang sekarang UII (Universitas Islam Indonesia) di Yogyakarta.

Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I STI memprakarsai berdirinya organisasi Islam karena melihat dan menyadari bahwa keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan agamanya.

Keadaan demikian pada saat itu kondisi masyarakat dan sistem pendidikan masih jauh dari kata merdeka.

Kita ketahui bersama sejak saat itu, pada hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 M. HMI didirikan tepat dua tahun setelah Indonesia merdeka.

HMI lahir untuk menawarkan gagasan perjuangan dalam mempertahankan negara Republik Indonesia, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Seiring berjalannya waktu Himpunan Mahasiswa Islam terus bertumbuh dan berkembang hingga hari ini melahirkan 268 HMI Cabang yang tersebar dalam 24 Badko se-Indonesia yang artinya perjuangan dan gagasan konsistensi HMI lahir dari seluruh kader yang ada penjuru Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 5 Februari 2025 tepat 78 Tahun HMI.

Pada kesempatan Milad kali ini Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dibawah kepemimpinan kanda Bagas Kurniawan mengusung tema “HMI untuk Kedaulatan Bangsa” yang mengartikan bahwa Himpunan Mahasiswa Islam tetap berada di garis perjuangan sebagai mitra kritis pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.

Tema HMI untuk kedaulatan bangsa menegaskan komitmen independensi HMI menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Kontribusi Himpunan Mahasiswa Islam untuk kedaulatan bangsa secara konsisten selama 78 tahun ini seperti yang kita ketahui bahwa HMI selalu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai training formal dan informal di HMI sebagai bagian dari pendidikan dan pengembangan intelektual.

Ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang mampu berkontribusi dalam berbagai sektor, termasuk sosial, ekonomi, politik dan teknologi.

Kontribusi Kohati sebagai Organisasi Perempuan di Tubuh HMI untuk Kedaulatan Bangsa

Kohati (Korps HMI Wati) seperti yang kita ketahui bersama merupakan badan semi-otonom dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang khusus dibentuk untuk mengembangkan potensi kader perempuan dalam konteks keperempuanan untuk meningkatkan kualitas kader HMI-Wati, baik dalam aspek intelektual maupun moral, sehingga dapat berkontribusi secara optimal dalam masyarakat untuk mewujudkan tujuan HMI itu sendiri dalam bidang keperempuanan.

Baca Juga :  Pelatihan Kerja Gratis yang Diselenggarakan Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Mulai April hingga Oktober 2025

Sebagai bagian dari Himpunan Mahasiswa Islam Kohati tentunya memiliki kontribusi signifikan dalam HMI dan masyarakat luas, terutama dalam pemberdayaan perempuan.

Kohati fokus dalam pengembangan potensi perempuan melalui pendidikan, pelatihan dan advokasi.

Sebagai organisasi perempuan di tubuh HMI tentunya Kohati berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong kebijakan yang mendukung keberpihakan dan perlindungan terhadap hak-hak perempuan.

Peran Kohati sebagai bagian dari HMI untuk kedaulatan bangsa juga bisa terlihat dari perjalanan Kohati sebagai lembaga pendidikan yang membina kader-kader HMI-Wati untuk menjadi individu berkualitas dalam berbagai aspek kehidupan termasuk intelektual, kepemimpinan dan keorganisasian.

Dalam menghadapi tantangan zaman, sebagai bagian dari HMI di usia ke 78 Tahun HMI ini Kohati dapat terus berinovasi untuk tetap relevan dan efektif dalam menyuarakan isu-isu sosial yang berkaitan dengan perempuan dan masyarakat secara umum.

Dengan demikian, Kohati tidak hanya berkontribusi pada HMI tetapi juga menjadi salah satu kekuatan pendorong HMI untuk Kedaulatan Bangsa dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Himpunan Mahasiswa Islam dihadapkan pada tantangan geopolitik global yang memerlukan kader yang tidak hanya kritis tetapi juga solutif.

Organisasi ini perlu bertransformasi untuk menjawab tantangan tersebut. Olehnya itu, sebagai bagian dari HMI, Kohati hadir sebagai salah satu garda menjawab tantangan dengan terus berupaya meningkatkan kapasitas intelektual dalam bidang keperempuanan.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “Perempuan adalah tiang negara, apabila perempuan itu baik maka baiklah negaranya” demikian di HMI “Kohati adalah tiang HMI, apabila Kohati baik maka baiklah HMI nya”

Dengan demikian HMI dengan berbagai kekuatan sumber daya manusia yang mumpuni berupaya menjadi garda terdepan dalam memperkuat kemandirian sosial dan ekonomi bangsa, serta menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah globalisasi dan pluralisme ideologi.

Dengan semangat yang tidak pernah padam, sebagai generasi penerus, kader HMI memiliki tanggungjawab untuk menjaga dan memperjuangkan kedaulatan bangsa.

HMI harus menjadi inspirasi bagi setiap mahasiswa untuk berkontribusi dalam membangun negeri ini dengan penuh integritas dan cinta.

Selamat Dies Natalis HMI ke 78.
Tetaplah mengakar dalam nilai-nilai ke Islaman dan ke Indonesiaan
HMI untuk Indonesia
HMI untuk Kedaulatan Bangsa
Yakin Usaha Sampai