Pintasan.co, Jakarta – Yassierli Menteri Ketenagakerjaan, mengatakan bahwa daya saing industri Indonesia masih rendah dari negara-negara di ASEAN. Kemampuan industri tersebut dilihat dari hasil barang yang bernilai dengan sumber daya yang dimiliki.
Bahkan, dia melihat daya saing Indonesia masih rendah.
“Ada ukuran-ukuran terkait dengan kinerja dan produktivitas, dan kita masih di bawah rata-rata ASEAN. Ada ukuran-ukuran terkait dengan daya saing industri kita Kita juga masih di bawah negara ASEAN,” ujar Yassierli dalam sambutannya di HUT ke-52 Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Yassierli, mengatakan diperlukan kerja keras khusus untuk menciptakan pekerja-pekerja Indonesia masa depan yang produktif untuk mengatasi hal tersebut.
Maka, menurutnya, pekerja Indonesia harus bisa lebih adaptif
“4.0 Itu istilah kami, pekerja Indonesia produktif 4.0 yang siap menjawab kebutuhan industri tuntutan teknologi, tuntutan zaman, sehingga dia bisa kemudian hadir menjadi pekerja-pekerja yang diandalkan di industrinya,” jelasnya.
Dia pun menuturkan, Kemenaker akan merevitalisasi balai latihan kerja.
“Kita akan melakukan revitalisasi terhadap balai latihan kerja kita dan semua teman-teman nanti bisa hadir di balai latihan kerja Kementerian Ketenagakerjaan untuk meningkatkan skill lebih lanjut,” imbuhnya.
Menteri Ketenagakerjaan pun menyampaikan harapannya, para pekerja dapat meningkatkan kemampuan dan menjadi role model bagi pekerja lain di luar negeri.
“Harus terus kita tingkatkan Kalau bisa kita hadir sebagai yang terbaik di perusahaan kita di dalam negeri. Bahkan kita juga harus menjadi duta-duta yang handal sebagai pekerja Indonesia di luar negeri,” ucapnya.
Bahkan, Yassierli optimistis pekerja Indonesia dapat terus berkembang di masa depan. Bahkan, kata dia, KSPSI saat ini sudah tidak hanya bicara kesejahteraan, melainkan menggenjot suatu produktivitas.