Pintasan.co, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah menyediakan anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk mendukung operasional Sekolah Rakyat.
Meski demikian, besaran anggaran tersebut bisa berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan masing-masing Sekolah Rakyat yang ada di berbagai daerah.
“Anggaran (Sekolah Rakyat) disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan di setiap lokasi. Rata-rata anggarannya sekitar Rp 100 miliar untuk setiap sekolah,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin (10/3/2025).
Bangunan untuk Sekolah Rakyat akan memanfaatkan sekitar 40 sentra dan balai yang dimiliki oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang saat ini tidak digunakan.
Selain itu, dua universitas, Universitas Brawijaya dan UNESA di Surabaya, juga siap menyediakan fasilitas mereka untuk keperluan sekolah tersebut.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, menyampaikan bahwa pada tahun 2025, setidaknya 50 Sekolah Rakyat sudah siap beroperasi, dan jumlah ini masih berpotensi untuk bertambah.
“Sejauh mungkin kami usahakan, sekitar 50 sekolah sudah siap, dan kemungkinan bisa lebih banyak lagi. Nantinya, Menteri Sosial (Saifullah Yusuf) akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai lokasi-lokasi sekolah ini,” kata Cak Imin.
Cak Imin juga mengungkapkan bahwa penerimaan peserta didik baru untuk Sekolah Rakyat sudah dimulai pada tahun ajaran 2025.
“Tahun ini, kami akan mulai membangun Sekolah Rakyat. Bahkan, pada tahun ajaran depan, Sekolah Rakyat akan menerima siswa mulai dari SD, SMP, hingga SMA,” tambahnya.
Sekolah Rakyat sendiri diperuntukkan bagi masyarakat miskin di desil 1 dan 2.
Para calon siswa dari kedua kelompok tersebut akan mengikuti tes akademik untuk dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengonfirmasi bahwa sekitar 50 Sekolah Rakyat siap beroperasi tahun ini.
Terkait jenjang pendidikan, Sekolah Rakyat direncanakan untuk mencakup SD, SMP, hingga SMA.
“Kita lihat nanti mana yang siap, apakah dari SD, SMP, atau SMA. Namun, target ke depannya adalah mencakup ketiga jenjang tersebut,” ujar Saifullah Yusuf.