Pintasan.co, Yogyakarta – Pasar Beringharjo adalah tempat yang harus dikunjungi jika ingin membeli oleh-oleh khas Jogja. Pasar ini menjual berbagai jenis oleh-oleh, termasuk kain batik.

Tak hanya menjual batik saja, beringharjo juga menjual berbagai macam barang unik dan menarik untuk di beli.

Motif batik dapat ditemukan di berbagai jenis barang, seperti baju, tas, dompet, alas kaki, dan kerajinan tangan lainnya, beberapa dibuat langsung oleh pedagang atau dibuat di rumah.

Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional terbesar di Jogja. Terletak di kawasan Malioboro, di Jalan Margo Mulyo No. 16, banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan asing.

Beringharjo memiliki arti harafiah sebagai hutan pohon beringin yang diharapkan akan memberikan kesejahteraan bagi penduduk Yogyakarta. Beringharjo berasal dari dua kata: “bering”, yang berarti hutan, dan “harjo”, yang berarti sejahtera, dengan harapan tempat ini menjadi baik dan membuat rakyat sejahtera.

Pasar Beringharjo, yang juga merupakan pasar tertua di Jogja, dibangun di dekat Keraton Jogja sebagai pusat perekonomian warga kota.

Sebelum menjadi Pasar Beringharjo, Sultan Hamengku Buwono I membangun pasar tradisional dengan deretan lapak-lapak.

Pada tanggal 24 Maret 1925, Sultan Hamengku Buwono I memberikan proyek pembangunan los-los pasar kepada Perusahaan Beton Hindia Belanda atau Nederlandsch Indisch Beton Maatschappij.

Pada akhir Agustus 1925, sebelas kios telah selesai. Secara bertahap, kios lain ditambahkan. Pasar yang dibangun dengan gaya kolonial dan jawa selesai pada akhir Maret 1926, dan sebulan kemudian mulai digunakan.

Pasar beringharjo selalu ramai dengan warga lokal dan turis asing baik sekedar membeli ataupun melihat-lihat saja.

Oleh-oleh yang dijual pun dengan harga yang murah meriah membuat para pendatang ingin kembali ke kota yang sangat istimewa ini.

Baca Juga :  Natalius Pigai Desak Pengungkapan Kasus Penembakan Tragis Pengacara di Bone