Pintasan.co, Jakarta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu, 26 Oktober 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone di sebelah kiri dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di sebelah kanan.

Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin ASEAN, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim selaku tuan rumah atas penyelenggaraan KTT yang berlangsung dengan baik.

Ia juga mengucapkan selamat kepada Timor Leste yang resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN, serta kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul.

Selain itu, Presiden Prabowo menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

“Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” tutur Presiden Prabowo.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menegaskan bahwa persatuan ASEAN merupakan kekuatan utama dalam menghadapi meningkatnya ketegangan global.

Ia memuji kepemimpinan tegas Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan konflik regional yang baru-baru ini terjadi dan menegaskan kesiapan Indonesia mendukung langkah lanjutan dari perjanjian gencatan senjata yang telah dicapai.

“Indonesia siap mendukung langkah selanjutnya dari perjanjian gencatan senjata. Bagi ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan, melainkan strategi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Presiden Prabowo.

Lebih lanjut, Presiden menekankan pentingnya koordinasi ekonomi, integrasi regional, dan transformasi digital di tengah perubahan geopolitik dan ekonomi global yang serba cepat.

Menurutnya, kerja sama ASEAN di bidang ekonomi harus semakin solid agar mampu menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian masa depan.

Baca Juga :  Prabowo Pastikan Kenaikan UMP 6,5 Persen di 2025

Presiden juga memberikan apresiasi kepada para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN atas kerja sama erat mereka dalam menghadapi tantangan geoekonomi saat ini.

Ia menyoroti pentingnya pembaruan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN–China (FTA), penguatan perdagangan barang, dan pengembangan kerangka ekonomi digital kawasan.

“Kita harus terus memastikan ASEAN menjadi motor pertumbuhan ekonomi sekaligus pusat inovasi dan peluang,” tegasnya.

Presiden Prabowo menambahkan bahwa kekuatan ASEAN di panggung dunia harus bertumpu pada fondasi yang kuat di dalam negeri.

Dengan stabilitas internal yang baik, ASEAN dapat berperan secara kredibel dalam membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.

“Fondasi yang kokoh di rumah kita sendiri akan memberi kemampuan untuk membangun jembatan ke dunia luar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa perjalanan ASEAN dari masa konflik menuju kerja sama erat merupakan bukti nyata solidaritas dan komitmen kawasan terhadap perdamaian.

Oleh karena itu, momentum peringatan 50 tahun Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan 15 tahun East Asia Summit Bali Principles pada tahun depan harus dimanfaatkan bukan hanya sebagai seremonial, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat semangat kebersamaan dan integrasi kawasan.

Menutup pidatonya, Presiden Prabowo mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk tetap berani, adaptif, dan visioner dalam menghadapi masa depan.

“Menghadapi ketidakpastian global, mari kita memimpin dengan tujuan. Bukan hanya untuk kawasan kita, tetapi untuk dunia yang lebih stabil, adil, dan inklusif,” pungkas Presiden Prabowo.